Vidi's Site

Wellcome in Vidi's Site

Minggu, 26 Februari 2012

Humor

HUMOR BELAJAR BAHASA KOREA
Kurang Ajar = Monyong
Tidak Lurus = Men Chong
Pria suka berdandan = Ben Chong
Tiba-tiba = She Khonyong Khonyong
Gak Punya Duit = Nao Dhong
Pengangguran = Nong Krong
Belanja = Bao Rhong
Merampok = Cho Long
Saringan Botol = Choo Rhong
Kendaraan Berkuda = An Dhong
Jual Mahal = Gheng Xi Dhong
Ngelamun = Bae Ngong
Mulut = Mon Chong
Sosis = Lap Chong
Suami dari adiknya Papa = Ku Chong
Kiss me = Soon Dhong Yang
Sweet memory = Choo Pang Dhong
Mobil mogok = Dho Rong Dhong
Lapangan luas = Park King Lot
Pantat gatal-gatal = Che Bhok Dhong
Nasi dibungkus daun pisang: Lon Thong
Cowok Cakep Kaca Mata: Bae Yong Jun
Cowok Cakep Rambut Lurus: Jang Dong Gun
Cowok Cakep Rambut Keriting: Ahn Jung Hwan
Bagian belakang = Bho Khong
Masih muda = brondhong
Pantat gatal = Ga ruk dong
Telur asin = Ndok A Chin
Sendok Gede = Cen Thong
Celana Sobek = Bho Long
Kepala Botak = Kin Clong
Lagi Menyanyi = Me Lo Lhong
Orang Hitam = Goo Shong
Bibir Ucup = Mo Nyong
Berbulu = Ge Ran Dhong
Jongkok Di Pinggir Kali = Be ol Dong

TEXT

FRIENDS, LET’S IMPROVE OUR ENGLISH SKILL THROUGH FACEBOOK


Assalamu’alaikum wr.wb.

Honourable Juries and Audience ....
Let us say Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin to Allah almighty. And let us send salaam and sholawat to our prophet Muhammad SAW. Standing here, on the honour stage, I would like to deliver an interesting speech about“IMPROVING OUR ENGLISH SKILL THROUGH FACEBOOK”.

Recently teenagers and adults all over the world are  very fond of joining social media network like facebook. Wherever and whenever, even in the school, tenageers always perform it. This phenomenon, of course, bringing positive and negative impact in their life. However, I prefer discussing about the positive to negative ones.

Dear friends ....
Do you know what the positive impacts of facebook?  Let me give description of them:
1.      Reinforcement Hospitality
By facebook we can strengthen our brotherhood and friendship
2.      Media of campaign
Facebook can also be used to promote ourselves, our potential, our product and many others.
3.      Facility of Discussion
In Facebook we can find many discussion forums. And that is what I want to deliver to you related to my topic.

Honourable juries, audience, and dear friends ...
Believed or not, our English skill can actually be improved by the facebook. How is the way? Many kinds of course! One of them is making an English On Line Club.

Happy brother and sisters,...
It is not possible for us performing an English On Line Club, we can start it from our close friends who has the same the interest like us. We can  invite them to have regular program like A WEEKLY ENGLISH PROGRAM. We invite them to determine what day you and friends communicate only use English. If you or your friends would like to write status, message, chatting or others, use English only on the day we determine together. We can make an On line discussion, just the light topics, for example Teenagers delinquency, dating, cheating or many other topics we can discuss.

Dear brother and sisters ....
I am sure very much, step by step, our club will have  more members. So that we have more and more chance to improve our English skill. Because if our club is developing nationally and even internationally, we can have more knowledge or comparation especially in using the correct diction and idiom. Also it can  increase our capability in writing.

Dear Juries, Audience and Friends ...
Besides we can also invite our English teachers to  join our club, so that he would help us make better our mistake in structure and grammar. We also ask their experience in making better English skill. We can share with them about our difficulties in studying English.

If we have been used to performing English weekly, we invite our friends to increase it by performing it daily. I am very sure that It’s easy to understand and master English.

Honourable Juries, Audience and Friends ....
I think that’s all what I can deliver to you. Keep in our mind that everything is easy to get as long as we have spirit and belief to reach it. Thanks for your attention.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.  

I HATE VALENTINEDAYS



                Pagi itu aku tebangun dengan mata yang sembab dan membengkak. Semalam aku terhening menangis entah seberapa lama aku menenteskan air mata sehingga aku pun tertidur. Aku menangis bukan karena aku tidak berlimpah permata, bukan karena aku tak punya kekasih, dan bukan pula karena aku tak medapat limpahan kado istimewa di Valentine kali ini. Namun aku menangis lantaran aku tak bersama Mama dan Papa di setiap Valentinedays. Setipa 14 Februari aku selalu saja sendiri. Namaku Valentinia (kasih sayang) namun tak seberarti sama dengan kehidupanku. Dalam hidupku tercium sebuah aroma individualis, dan hidupku di aturkan dalam kebebasan. Setiap 14/02 Mama selalu saja pergi namun aku bingung Mama pergi tak bersama Papa, entah bersama siapa, begitu pun Papa. Aku pun sendiri bebas meraut mesra pergi bersama siapa pun dalam artian merayakan hari valentine. Valentine dalam agamaku merupakan hari spesial yang tidak boleh di lewatkan, karena itu kasih sayang tanggal ini serasa bebas bersama siapa pun tak terbatas dalam hal apa pun, namun aku berbeda dengan orang tuaku. Mereka pergi keluar kota masing – masing entah tak tau kemana. Sedangkan aku hanya berada di rumah lantaran tak ada yang mau menemaniku untuk pergi ke gereja sebab tetanggaku pada dasarnya berbeda agama denganku. Aku bingung sebab dalam agamaku Valentine sangatlah di istimewakan, namun aku selalu berharap hari valentine tidak pernah ada dalam hidupku, aku selalu berharap valentine pergi dari kehidupanku, justru sebaliknya aku bahagia menyambut seminggu sebelum hari valentine, tetanggaku menyebutnya “Maulid”, menurut teman sebayaku hari itu sangatlah menggembirakan,bahkan aku pun merasakannya. Sebab pada setiap hari itu orang tuaku selalu berada di rumah lantaran teman – teman rang tuaku sebagian islamiyah, agama yang terlihat anggun bagiku.
                Bulan ini keluargaku sengaja pergi lebih awal keluar kota dalam rangka menyambut valentine, tepatnya pada hari Maulid. Malam itu aku merasa tersirat penasaran dalam benakku, aku terpusat pada genggaman pintu, ku buka pintu dan pergi menyendiri, di pinggiran pagar yang tinggi menjulang, ku pandangi orang – orang yang memakai kain memutih dari sisi kepala menyebar menutupi seluruh tubuhnya, membawa sebuah buku kuning tenal keemasan seakan sangat erat mereka memeluknya. Bersama rasa penasaranku ku ikuti jejak mereka. Duduklah aku di sela – sela tak jauh dari tempatyang sering mereka sebut rumah Tuhan. Aku tak melihat adanya Tuhan, tak sama denganku, aku bisa meihat Tuhanku, lantaran Tuhanku duduk diam membisu di kamarku. Tak lama kemudian, setelah mereka membaca buku keemasan itu tiba – tiba mereka bangun dan terlantun merdu menlagu yang asing bagiku, padahal setiap lagu cukup aku ketahui, namun sungguh benar – benar tidak aku ketahuinya, anak berumur 4 tahunan sangat peka mengenalnya. Merdu tertutur mendamai sungguh tak ku rasakan hati sedamai ini sebelumnya.ku raba saku, dan ku sisipkan tanganku ke dalamnya kemudian ku nyalakan Hp untuk merekamnya. Aku bertanya pada seseorang “  Lagu apakah ini ? ”, ” Bukan lagu, tapi shalawatan terhadap Nabi besar kita Muhammad ”, jawabnya dengan santun. Kemudian aku pulang dengan segera menuju kamar, ku jatuhkan tubuhku di atas sofa, ku dengarkan lagu itu sehingga aku terlelap, dan aku lakukan hingga setiap malam.
                Suatu malam lewat di depan kamarku, ia mendekapku yang sedang terlelap, ku rasakan ia meneteskan air mata jatuh di sekitar jari – jariku. Lagu itu, iya lagu itu yang membuatnya menangis, dengan lirih ia bertanya padaku “ Lagu siapa Valent ? “ Bukan lagu, tetapi shalawatan memperingati hari Nabi besar kita Muhammad “. Mamaku bingung lantaran ia tak mengenal apa yang aku maksudkan itu. “ mendengarnya Mama terharu Valent.” Ucapnya kembali. Kami kunjungi rumah Tuhan itu, penjaganya ramah dan sangat menghormati kami. Orang itu tertawa ketika aku, Mama dan Papa mengatakan Nabi besar kita Muhammad, ia pun meceritakan semua jejak itu. Kami merintih dan menangis mendengarnya. Mama dan Papa setiap Februari akan selalu bersama lantaran kami sudah masuk islam berkat dari cerita itu, bahkan namaku berganti dari Valentinia menjadi maulidia, keluargaku tiada lagi perbedaan dengan tetanggaku.
                Suatu ketika aku berjalan dengan Aisyah (teman karibku), kami melihat sepasang kekasih mesra merayakan Valentine, sedangkan mereka islamiyah, kami mendekati dan memberi pengarahan, namun mereka menjawab “ hari ini Valentine, Maulid ndesooo !!! “. . . .
Beberapa hari kemudian tepat hari Maulid kami melihat si cowok itu, tapi tidak bersama kekasihnya. Eh…. Tiba – tiba cewek itu datang bersama cowok tampan yang soleh, dia memperkenalkan dirinya dan memberi tahu padanya bahwa mereka sudah bertunangan. Setelah mereka pergi tertinggalah cowok itu menyendiri, kami menghampirinya dengan berontak “ Ndesooo !!!... hahaha ! “.
                Aku ingin menjadi seorang islam seutuhnya, tak akan ada lagi air mata di bulan Februari, tak ada lagi Valentinedays, tak ada lagi kesendirian. Aku mengidolakan Rasulullah, I love Nabi Muhammmad, aku akan selalu merayakan Maulid, aku Muslimah. I Hate Valentinedays.

BY           : ULFATUL HASANAH  (X -2)

DONGENG SANG KANCIL DAN GONG AJAIB

Hari itu Sang Kancil tertidur dibawah pohon besar ketika Macan Keren Wannabe(Macan KW) menemukannya dan tertawa-tawa senang membayangkan daging kancil yang empuk. Ketika si Macan KW membangunkan kancil dengan memukul-mukulkan ekornya yang bau ke hidungnya -- Si Kancil terkejut –- bukan oleh sentuhan ekor macan -- tapi oleh bau menyengat yang melekat di ekor itu.

“Wella apa aku jatuh di comberan” teriak Kancil

“Huss enak aja, ini bau ekorku tauk! Aku emang dah 3 bulan ga nyuci ekorku. Habis air danau dah kering dan aku males klo harus ke mata air di lereng Bukit Akasia 

“Ma, Mac Macankah itu??” Si Kancil yang matanya masih kriyip-kriyip habis bangun tidur tampak tergagap-gagap mendengar suara seram Macan.

“Yap, Si Macan Keren lagi laper tauk!”

Kancil langsung tahu dirinya adalah calon sarapan pagi si Macan KW. Mendadak dirinya ingin meniru Film MacGyver yang sering ditontonnya waktu kecil. Yah, Kancil langsung memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk melawan musuh. Benda yang terpilih adalah sarang tawon endhas jenis yang paling ganas.

“Bababababaik...Aku sedang menunggu Gong Ajaib niy, jangan diganggu”

“Gong Ajaib??” langsung si Macan KW curiga Kancil akan ngerjain dirinya seperti yang dilakukannya dengan seruling ajaib -- yang ternyata adalah batang bambu yang membuat lidahnya terjepit dan hampir 1 bulan lidahnya sakit gak enak untuk makan.

“Gong yang bisa memanggil binatang apa saja yang diinginkan” kata Kancil sambil mengarahkan ibu jarinya menunjuk ke arah sarang tawon endhas yang menggantung di atas kepalanya.

“Coba buktikan!” tantang si Macan KW sambil membayangkan bila memiliki gong ini dirinya bisa bermalas-malasan tak perlu susah- payah berburu lagi. Dirinya bisa membuat bandulan dari sulur-sulur pohon yang dianyam dan seharian leyeh-leyehtiduran di bandulan itu. Tiap kali lapar cukup bunyikan gong ajaib dan rusa-rusa lezat favoritnya akan datang dengan sendirinya.

“Gong ini hanya bisa dibunyikan satu kali sehari. Tadi pagi dah kupakai untuk memanggil gajah untuk memandikan aku”

“Apa!!! Dirimu males ke mata air terus memanggil si gajah untuk mengambil air dan memandikan dirimu???” teriak Macan KW dengan gemas sambil membayangkan dirinya bisa mandi seminggu sekali tanpa perlu berpayah-payah ke mata air. Cukup memanggil gajah untuk mengambil air dengan belalainya.

“Begitulah diriku adanya binatang paling beruntung di hutan ini’

“Gombal, kamu pasti mau menipu aku lagi!” kata si Macan KW yang tiba-tiba teringat tragedi seruling ajaib. Walaupun begitu berkat kemalasannya -- diam-diam keyakinannya akan gong ajaib telah 50%, dan dia perlu sedikit bukti untuk membuatnya lebih yakin.

“Tunggu sebentar, aku punya bukti” kata Kancil sambil mengeluarkan ultraportable laptop dan miniprinter dari kantongnya. Beberapa saat kemudian ditangannya telah terganggam sebuah sertifikat yang ditandatangani dan di cap oleh Raja Negeri Gong.

“Negeri Gong yah! Wah rajanya pasti ahli membuat Gong. Tapi bagaimana aku tahu gong ini benar-benar bisa memanggil hewan-hewan” Si Macan KW gengsi untuk mengakui dirinya belum pernah mendengar nama Negeri Gong. Dia sangat khawatir dirinya bakalan ditertawakan karena dianggap gaptek dan gak tau perkembangan dunia luar.

“Tunggu sebentar. Aku tunjukkan referensinya” kata Si Kancil sambil ngeprint tulisan singkat satu halaman yang berisi keampuhan Gong Ajaib. Walaupun artikel hanya satu halaman, tetapi ada 100 lembar referensi yang ikut di print bersama artikel.

“Wah referensinya ada ribuan artikel yah, sampai 100 halaman gituh!” kata Macan KW terheran-heran. Diam-diam dia langsung percaya melihat begitu banyaknya referensi yang disertakan Kancil, tanpa merasa perlu mengeceknya lagi.

“Yah kamu baru bisa menggunakannya besok pagi. Jangan salah pilih mau makan dulu atau mandi dulu” teriak Kancil yang telah lepas dari bahaya -- sambil berlenggang kangkung meninggalkan Macan KW yang berbunga-bunga hatinya.

“Yah besok aku mukul gong mo makan kijang muda dulu. Baru lusa mo pukul gong untuk memanggil gajah untuk memandikan aku” kata Macan sambil tertawa-tertiwi. Dibayangkannya setelah memanggil gajah, diam-diam hari berikutnya akan memanggil Kancil untuk dimakan.

Macan yang termakan referensi fiktif bikinan si Kancil -- kali ini benar-benar sial. Dirinya harus berbaring berbulan-bulan di gua karena seluruh badannya bengkak-bengkak disengat tawon endhas sesaat setelah memukul Gong Ajaib. Ribuan tawon itu benar-benar marah dan melampiaskan sengatannya sedahsyat-dahsyatnya ke tubuh besar itu setelah sarangnya hancur dipukul si Macan KW.

P U I S I

LENTERA HIDUP TAK BERSAYAP

Di tengah keramaian ibu kota
Ku lihat istana yang menyendiri
Tak ada lagi sosialitas
Tak ada lagi canda keluarga
            Pahit rasanya jika aku tinggal di sana
            Hidup teronta – ronta bagaikan sebatang kara
            Tiada kekeluargaan
            Lantaran hidupnya di pisahkan
            Oleh kadar materi
Sungguh sedihnya ibu kotaku
Tak ada hubungan karib di sana
Seakan hidup berduri nan mengundang lara
Begitulah keadaan ibu kotaku
Bagaikan kehidupan tak bersayap
Sunyi . . .
            Setiap kali kita berjalan
            Sesering kita bertemu gadis mungil yang malang
            Tersimpuh melas wajahnya
            Berharap akan kasih untuk meminta
Hidupnya di ibu kota
Istana kertas di bawah jembatan
Itulah tempatnya
            Di lorong lampu merah ia tebarkan senyumnya
            Ia buihkan segala derita
            Lantaran ia berharap selembar kertas
Bukanlah kertas warna merah yang ia harap
Bukan pula kertas warna biru yang ia harap
Bukan pula kertas warna hijau yang ia harap
Namun , , ,
Hanyalah sekoin kuning yang ia harap
Tetapi bukan untuk limpahan luka
Bukan untuk baju merah putih
Bukan pula untuk masa depannya
Sekoin itu hanya untuk adik bungsunya
Oh . . . itulah ibu kotaku
Indah seindah kelabu
Nan perih seperih paku

By       : Ulfatul Hasanah




PENGORBANAN CINTA

Ku percaya akan perasaanmu
Cinta dan rasa sayangmu begitu besar
Aku pun percaya akan kesetiaanmu
Kau takkan pernah ke hati yang lain
Ku hargai ketulusan hatimu
Itu semua takkan pernah ku lupakan
Karna aku pun juga mencintaimu
Namun kali ini . . . . . .
Aku tak bisa lagi denganmu
Bukan aku benci
Bukan ku tak cinta dan tak sayang
Dan bukan pula karna ku telah menemukan hati yang lain
Tetapi . . . . . .
Karna ku tak mau berkhianat
Dengannya
Yaitu “ Orang tuaku “ .

By       : Ulmah Wisliyati



PENAKLUK HATI
Wahai gadis…
Ku akui kau begitu menawan
Layaknya bunga,
Yang selalu mekar di dalam hatiku
                Wahai gadis…
                Tiada henti aku mendengar namamu
                Kau menjadi buah bibir,
                Di kalangan masyakat
Wahai gadis…
Kaulah penakluk hatiku
Kau belah dadaku dengan cintamu
Hingga aku tak mampu berkata

By           : Vicky Rivaldi

Jumat, 24 Februari 2012

C E R P E N

Kerbau dan Kambing

Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."
Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.


Anjing dan Bayangannya

 

Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.
Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah

Dua Orang Pengembara dan Seekor Beruang


Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka.
Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya.
Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.
Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.
Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.
"Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu"
"Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya."
Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.

Si Pelit


Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.

Pemerah Susu dan Ember nya


Seorang wanita pemerah susu telah memerah susu dari beberapa ekor sapi dan berjalan pulang kembali dari peternakan, dengan seember susu yang dijunjungnya di atas kepalanya. Saat dia berjalan pulang, dia berpikir dan membayang-bayangkan rencananya kedepan.
"Susu yang saya perah ini sangat baik mutunya," pikirnya menghibur diri, "akan memberikan saya banyak cream untuk dibuat. Saya akan membuat mentega yang banyak dari cream itu dan menjualnya ke pasar, dan dengan uang yang saya miliki nantinya, saya akan membeli banyak telur dan menetaskannya, Sungguh sangat indah kelihatannya apabila telur-telur tersebut telah menetas dan ladangku akan dipenuhi dengan ayam-ayam muda yang sehat. Pada suatu saat, saya akan menjualnya, dan dengan uang tersebut saya akan membeli baju-baju yang cantik untuk di pakai ke pesta. Semua pemuda ganteng akan melihat ke arahku. Mereka akan datang dan mencoba merayuku, tetapi saya akan mencari pemuda yang memiliki usaha yang bagus saja!"
Ketika dia sedang memikirkan rencana-rencananya yang dirasanya sangat pandai, dia menganggukkan kepalanya dengan bangga, dan tanpa disadari, ember yang berada di kepalanya jatuh ke tanah, dan semua susu yang telah diperah mengalir tumpah ke tanah, dengan itu hilanglah semua angan-angannya tentang mentega, telur, ayam, baju baru beserta kebanggaannya.
Jangan menghitung ayam yang belum menetas.

Keledai dan Garam Muatannya


Seorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka.
Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.
Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai.
Cara yang sama tidak cocok digunakan untuk segala situasi.